BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Muhammadiyah
merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan untuk dakwah amar ma’ruf nahi
mungkar. Dalam perjalanan Muhammadiyah hingga satu abad tujuan Muhammadiyah
tidak pernah berubah dan tetap eksis hingga saat ini. Ini di karenakan karena
Muhammadiyah mempunyai landasan atau ideology yang kuat yaitu ideology yang
berdasarkan islam Al-Qur’an dan Sunnattarrasulullah.
Muhammadiyah
didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H yang
bertepatan dengan 18 September1 912 M di desa kauman Yogyakarta. Dalam
perkembangannya Muhammadiyah selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga
selalu memberikan terobosan-terobosan baru bagi warga Muhammadiyah itu seniri
maupun untuk bangsa dan Negara, namun tidak pernah menyalahi tujuna
Muhammadiyah yiatu menuju Baldatun
Tayyibatun Wa Rabbun Ghafur.
Untuk
kelangsungan persyarikatan edepannya Muhammadiyah mempunyai landasan sbagai
pedoman dalam menjalankan persayrikatan yang disebut sebagai landasan
operasional Muhammadiaya. Landasan operasionalnya ini dikenal sebagai khittah
perjuangan Muhammadiyah yang terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya adalah
tafsir 12 langkah Muhammadiayah.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan makalah ini adalh sebagai berikut:
1. Apakah
yang dimaksud khittah peruangn Muhammadiyah?
2. Apakah
makna dari tafsir 12 langkah Muhammadiyah?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui maksud khittah perjuangan Muhammadiy
Untuk
mengetahui makna tafsir 12 langkah Muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Khittah
perjuangan Muhammadiayah
Khitah
artinya garis besar perjuangan. Khittah mmengandung konsepsi (pemikiran)
perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman dan arah berjuang. Hal tersebut
mempunyai arti penting karena menjadi landasan berpikir bagi semua anggota dan
pimpinan Muhammadiyah. Garis-garis perjuangan tersebut tidak boleh mneyalahi
atau bertentangan dengan asas serta tujuan Muhammadiyah itu sendiri. Dalam perkenbangannya
Muhammadiyah telah melahirkan beberapa khittah yang menjadi landasan dalam
peruan Muhammadiyah dari zaman ke zaman.
Dari
periode kepemimpinan estafet Muhammadiyah telah melahirkan beberapa khittah
sesuai dengan perkembangan zaman pada periode kepemimpinan tersebut. Isi sutu khittah harus sejalan dengan tujuan
Muhammadiyah dan khittah tersebut menggambarkan situasi dalam satu periode srta
sasaran yang hnedak di capai dalam periode itu khittah pada umumnya bersifat
pembinaan dan bimbingan bagi pemimpin maupun anggota Muhammadiyah dalam
melangsugkan tujuan persyarikatan.
Maksud
dan tujuan khittah ialah sebagai pedoman, tunutnan, dan arahan untuk berjuan
bagi pimpinan maupun anggota Muhammadiayah.yang funginya sebagai landasan
berpikir bagi semua pimpinan dan anggota Muhammadiayah serta landasan dalam setiap amal usaha.
B. Tafsir
12 langakah Muhammadiayah
Langkah 12 Muhammadiyah
ini lahir pada periode kepemimpina K.M Mas Mansur (1936 – 1942). K.M Mas Mnsur
terpilih menjadi ketua Pimpnan Pusat Muhammadiayah pada wajtu iut bernama Kutua
Bsar Muhammadiayah pada kongres ke-26 di Yogyakarta pada bulan Oktober 1937. Pengukuhan
Mas Mnasur sebagai Ketua Besar Muhammadiyah dilandasi oleh ketidak puasan
angkatan Muda Muhammadiyah terhadap kebijakan Pengurus Besar Muhammadiyah yang
terlalu mengutamakan pendidikan, hanya mengurusi persoalan sekolah-sekolah
Muhammadiyah, tetapi melupakan bidang tabligh (penyiaran agama Islam).
Angkatan muda Muham-madiyah berpendapat bahwa Pengurus Besar Muhammadiyah hanya
dikuasai oleh tiga tokoh tua, yaitu K.H. Hisyam (Ketua Pengurus Besar), K.H.
Mukhtar (Wakil Ketua), dan K.H. Syuja’ sebagai Ketua Bahagian PKO (Penolong
Kesengsaraan Oemoem).
Situasi
bertambah kritis ketika dalam Kongres Muhammadiyah ke-26 di Yogyakarta pada
tahun 1937, Ranting-ranting Muhammadiyah lebih banyak memberikan suara kepada
tiga tokoh tua tersebut. Kelompok muda di lingkungan Muhammadiyah semakin
kecewa. Namun setelah terjadi dialog, ketiga tokoh tersebut ikhlas mengundurkan
diri.
Setelah mereka mundur lewat musyawarah, Ki Bagus Hadikusumo diusulkan untuk
menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah, namun ia yang menolak. Kiai Hadjid
juga menolak ketika ia dihubungi untuk menjadi Ketua Pengurus Besar
Muhammadiyah. Perhatian pun diarahkan kepada Mas Mansur (Konsul Muhammadiyah
Daerah Surabaya). Pada mulanya Mas Mansur menolak, tetapi setelah melalui
dialog panjang ia bersedia menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah.
Pergeseran kepemimpinan dari kelompok tua kepada kelompok muda dalam
Pengurus Besar Muhammadiyah tersebut menunjukkan bahwa Muhammadiyah saat itu
sangat akomodatif dan demokratis terhadap aspirasi kalangan muda yang progresif
demi kemajuan Muhammadiyah, bukan demi kepentingan perseorangan. Bahkan
Pengurus Besar Muhammadiyah pada periode Mas Mansur juga banyak didominasi oleh
angkatan muda Muhammadiyah yang cerdas, tangkas, dan progresif.
Sebagai ketua bear muhammadiayah, Mas Mansur menanamkan sikap disiplin
dalam berorganisasi sehingga lahirnya terobosan baru yang menjadi landasan
perjuangan Muhammadiyah dikenal dengan lankah 12 Muhammadiayah. Langkah 12 ini
lahir dikarenakan adanay kebosanan angkatan Muda Muhammadiyah pada kebijakan
sebelumnya yang hanay mementingkan pendidikan dan melupakan tabligh. Sehingga
lahirlah langkah 12 yang menyempurnakan keduanya.
Tafsir 12 langkah Muhammadiyah berisi:
1.
Memperdalam Iman
Hendaklah
iman ditabligkan, disiarkan seluas-luasnaydiberi riwyat dan dalil buktinya,
dipengaruhnya dan digembirakannya hingga iman itu mndarah dagigmasuk di tulag
sumsum dan mendalam di hati sanubari pad anggota muhammadiyah semuanya.
2.
Memperluas Paham Agama
Memperluas
paham agama seluas-luasnya dalam artian, boleh diujikan dan diperbandingkan,
sehingga warga muhammadiyah da yang lainnya mengerti perluasan agama islam,
itulah yang paling benar, ingan dan berguna, maka mendahulukna pekerjaan agama
itu.
3.
Memperbuahkan Budi Pekerti
Hendaklah
diterangkan dengan jelas tentang akhlaq yang terpuji dan akhlaq yang tercla
serta diperbahaskannya tentang memakainya akhlaq mahmudh dan menjauhkan akhlaq
madzmumah itu. Sehingga menjadi amalan kita.
4.
Menuntun Amalan Intiqad
Hendaklah
senantiasa memperbaiki diri sendiri (self correction) dlam segala usah dan
pekrjaan. Kecuali di perbesarkan diperbaikilah juga. Buah penyelidikan
perbaiakn itu harus di musysawarahkan ditempat yang tentu dngan dasar
mnadtngkan maslahat dan menjauhkan mudharat
5.
Menguatkan Persatuan
Hendalah
menjadi tujuan kita meguatkan persatuan organisasi, mengikohkan pergaulan
persaudaraan mempersamaka nhak dan memerdekakan lahirnya pikiran-pikiran kita
6.
Menegakkan Keadilan
Hendaklah
keadilan dijalankan semestinya walaupun terhadap diri sendiri, dan ketetapan
yang sudah seadilnya dan dipertahankan dimana juga
7.
Melakukan Kebijaksanaan
Dalam
gerak kita tidaklah melupakan hikmat kebiksanaan yang disendikan kepada
kitabullah dan sunnah rasulullah, kebijaksanaan yang menyalahi kedua itu
haruslah di buang kerna itu bukan kebijaksanaan yang sesungguhnya, oleh kerana
itu dengan tidak mengurangi
8.
Menguatkan Tanwir
Tawir
mempunyai pengaruh besar dalam kalangan organisasi muhammadiyah dan menjadi
tangan kanan yang bertenaga di sisi PP Muhammadiyah. Karenanya tanwir wajiblah
di perteguh dan diatur baiknya.
9.
Megadakan Musyawarah
Untuk
mnegadakan garis yang tentu dlam langkah-langkah dan perjunagan kita, hendaklah
diadakan musyawarah-musyawarah terutama untuk hal yang khusus dan penting,
seperti usaha dakwah islam diindonesia dal lain-lain
10.
Memusyawartkan Putusan
Agar
dapat meringankan dan memudahkan peerjaan , hendaklah setiapputusan tiap2
majli/bagian, dimusyawarahkan dengan phak yang bersangkutan, sehingga dapatlah
mentanfidzkan untuk mendapatkan hasil dengan segera
11.
Mengawasi Gerakan Kedalam
Pandangan
kita hendak kita tajamkan, mengawasi gerak yang ada dalam muhammadiyah, baik
mnegenai yangsudah lalu, yang masih berlangsung maupun yang akan dihadapi
12.
Memperhubungkan Gerakan Luar
Kita
berdaya upaya menghubungkan diri degan pihak luar, persyarikatan dan
pergerakan-pergerakan lain di Indonesia dengan dasar silaturahmi, tolong menolong
dengan segala kbaikan, dngn tidak mengubah asas masing-masing. Perhubungn
dengan persyarikatan dan pemimpin islam
BAB III
PENUTUP
A. Kesipulan
Adapun
kesimpulan dari makalah ini adalah sebgai berikut:
1. Khitah
artinya garis besar perjuangan. Khittah mmengandung konsepsi (pemikiran)
perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman dan arah berjuang.
2. Salah
satu khittah perjuangan Muhammadiyah adalah Dua Belas langkah Muhammadiayah
yang lahir pada periode Mas Mansur (1936-1942).
3. Dua
Belas langkah Muhammadiayah lahir karena adanay kebosanan angkatan Muda
Muhammadiyah dengan kebijakan sebelumnya yang hanay memprioritaskan pendidkan
dan hampir melupakan tabligh, sehingga lahirlah Langkah ini dan mencakup
keduanya.
B. Kritik
dan saran
Kami menyadari
bahwa makalah yang ada di hadapan pembaca ini masih sangat jauh dari
ksempurnaan, oleh karena itu kami mengarapakn kritik dan saran yang membangun
guna untuk penyempurnaan tulisan selanjutnya
No comments:
Post a Comment